dr. Lie Dharmawan dokter gila pendiri Rumah Sakit Apung

00.37 Add Comment
Saya mulai menulis dengan mengangkat tokoh dari dunia kedokteran, banyak yang kita tahu bahwa di Indonesia berobat pasti akan mengeluarkan biaya dan besarnya biaya akan mengikuti seberapa parahnya si penyakit, saya teringat sebuah kalimat “orang miskin dilarang sakit” fakta seperti itulah yang terjadi dikalangan masyarakat kita, namun berbeda dengan sosok yang satu ini dimana beliau lebih memilih mengabdikan profesinya sebagai seorang dokter bagi kaum miskin.


Saya menemukan biografi beliau melalui wikipedi. Beliau memiliki nama lengkap dr. Lie Agustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV kelahiran Padang 16 April 1946. Beliau berprofesi sebagai ahli bedah dan pendiri rumah sakit apung pertama di Indonesia yang memfokuskan pada pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin dan terpencil yang selama ini belum memiliki fasilitas kesehatan secara regular.

Lie kecil yang bermimpi besar

Lie kecil terlahir dan merasakan kehidupan yang miskin dan serba kekurangan, ayah Lie meninggal saat Lie
baru berusia sepuluh tahun, ibu Lie bekerja keras menyekolahkan Lie dan enam kakaknya. Lie kecil sangat mengagumi kerja keras ibunya dan menjadikan Lie sosok yang pantang menyerah.

Lie harus kehilangan adiknya dikarenakan penyakit diare akut dan terlambat ditangani oleh dokter, Lie juga melihat masyarakat disekitarnya sangat sulit untuk berobat ke dokter karena alasan biaya, melihat kondisi tersebut Lie mulai memiliki tekad kuat untuk menjadi dokter.

Kerja keras tak pernah mengingkari pengorbanan, Lie selalu tekun belajar, Lie rutin setiap pukul enam pagi berangkat ke gereja berdoa berulang – ulang selama bertahun – tahun. 

“ Tuhan jadikan aku seorang dokter”
Mengurai dan memproses mimpi

Lie berhasil diterima pada fakultas kedokteran Universitas Res Publica (URECA) atau yang dikenal sekarang Universitas Trisaksi pada tahun 1965, namun tidak lama terjadi gerakan G30SPKI dimana kampus Lie dibakar oleh massa kala itu yang mengakibatkan proses perkuliahan tidak berjalan dan Lie menjadi pekerja serabutan, hasil selama bekerja tersebut Lie gunakan untuk melanjutkan kuliah di Jerman.

Lie berhasil diterima pada fakultas kedokteran Free University Berlin Barat, namun tidak mendapatkan dukungan beasiswa. Demi memenuhi biaya kuliah dan biaya hidup, Lie harus bekerja sebagai perawat disebuh panti jompo. Perjuangan selama belajar di Jerman berbuah manis, Lie mendapatkan beasiswa dari fakultasnya. Lie juga membantu biaya pendidikan saudaranya yang berada di Indonesia. Di tahun 1974 menyelesaikan gelar Medical Doctor, tak berpuas diri, Lie kembali meraih gelar Doctor of Philosophy dan 4 spesialis bedah. Mimpi dan doa Lie kecil telah tercapai.

Kembali dan berkarir di Indonesia

Tahun 1988, lie membantu pengobatan gratis kepada seorang pembantu rumah tangga saat
bertugas di rumah sakit RS Rajawali Bandung. Tahun 1992 Lie sukses melakukan bedah jantung terbuka untuk pertama kali di rumah sakit swasta Indonesia.

Yayasan doctorShare dibentuk Lie bersama Lisa Suroso seorang aktivis sosial yang berfokus pada pelayanan kesehatan medis dan bantuan kemanusiaan. Bersama doctorSHARE, Lie melaksanakan pengobatan medis secara cuma – cuma diberbagai wilayah Indonesia. Misi awal adalah pendirian Panti Rawat Gizi di Pulau Kei Maluku Tenggara.

Bersama doctorSHARE, tahun 2013 Lie mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) Swasta dengan menggunakan uang sendiri. Dengan KM RSA dr. Lie Dharmawan, Lie memberikan pelayanan pengobatan secara GRATIS ke beberapa pulau di pelosok Indonesia. Sampai saat ini sudah 1.600 lebih pasien yang telah ditangani dan terbantukan dengan layanan rumah sakit apung yang didirikan.

Pada beberapa artikel, Lie diberi gelar “Dokter Gila” yang dengan keberaniannya mengarungi lautan demi mengobati kaum miskin dengan tidak mengenakan tarif sepeserpun.
Demikian tulisan ini, semoga figur ini memberikan kita inspirasi bahwa kesuksesan tidak menjadikan kita lupa darimana kita berasal dan saya yakin masih banyak sosok seperti dr. Lie Dharmawan yang masih peduli dengan sesamanya.

Beberapa kegiatan Lie A. Dharmawan:
·         Pendiri Mahasiswa Kedokteran Indonesia di Berlin (1971)
·         Pengurus Perhimpunan Dokter Indonesia di Jerman (1981-1984)
·         Aktivis gereja Katolik, Jakarta (1985-sekarang)
·         Kepala bagian bedah RS Husada, Jakarta (2000-sekarang)
·         Kepala Serikat Karyawan RS Husada (2000-2006)
·         Kepala Komite Medik RS Husada (2006-2009)
·         Wakil Ketua INTI (Perhimpunan Indonesia-Tionghoa) DKI Jakarta (2000-sekarang)
·         Ketua INTI Pusat bidang kesehatan (2005-sekarang)
·         Pendiri Yayasan Dokter Peduli/doctorSHARE (2008-sekarang)
(Dikutip dari beberapa sumber)