
Saya menemukan biografi beliau
melalui wikipedi. Beliau memiliki nama lengkap dr. Lie Agustinus Dharmawan,
Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV kelahiran Padang 16 April 1946. Beliau berprofesi sebagai
ahli bedah dan pendiri rumah sakit apung pertama di Indonesia yang memfokuskan
pada pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin dan terpencil yang selama ini
belum memiliki fasilitas kesehatan secara regular.
Lie kecil yang bermimpi
besar
Lie kecil terlahir dan merasakan kehidupan
yang miskin dan serba kekurangan, ayah Lie meninggal saat Lie
baru berusia
sepuluh tahun, ibu Lie bekerja keras menyekolahkan Lie dan enam kakaknya. Lie
kecil sangat mengagumi kerja keras ibunya dan menjadikan Lie sosok yang pantang
menyerah.
Lie harus kehilangan adiknya
dikarenakan penyakit diare akut dan terlambat ditangani oleh dokter, Lie juga
melihat masyarakat disekitarnya sangat sulit untuk berobat ke dokter karena alasan
biaya, melihat kondisi tersebut Lie mulai memiliki tekad kuat untuk menjadi
dokter.
Kerja keras tak pernah mengingkari pengorbanan,
Lie selalu tekun belajar, Lie rutin setiap pukul enam pagi berangkat ke gereja
berdoa berulang – ulang selama bertahun – tahun.
“ Tuhan jadikan aku seorang dokter”
Mengurai dan memproses
mimpi
Lie berhasil diterima pada
fakultas kedokteran Universitas Res Publica (URECA) atau yang dikenal
sekarang Universitas Trisaksi pada tahun 1965, namun tidak lama terjadi gerakan
G30SPKI dimana kampus Lie dibakar oleh massa kala itu yang mengakibatkan proses
perkuliahan tidak berjalan dan Lie menjadi pekerja serabutan, hasil selama
bekerja tersebut Lie gunakan untuk melanjutkan kuliah di Jerman.
Lie berhasil diterima pada
fakultas kedokteran Free University Berlin Barat, namun tidak mendapatkan
dukungan beasiswa. Demi memenuhi biaya kuliah dan biaya hidup, Lie harus bekerja
sebagai perawat disebuh panti jompo. Perjuangan selama belajar di Jerman
berbuah manis, Lie mendapatkan beasiswa dari fakultasnya. Lie juga membantu
biaya pendidikan saudaranya yang berada di Indonesia. Di tahun 1974 menyelesaikan gelar Medical Doctor,
tak berpuas diri, Lie kembali meraih gelar Doctor of Philosophy dan 4 spesialis
bedah. Mimpi dan doa Lie kecil telah tercapai.
Kembali dan berkarir di
Indonesia
Yayasan doctorShare dibentuk Lie
bersama Lisa Suroso seorang aktivis sosial yang berfokus pada pelayanan
kesehatan medis dan bantuan kemanusiaan. Bersama doctorSHARE, Lie melaksanakan
pengobatan medis secara cuma – cuma diberbagai wilayah Indonesia. Misi awal
adalah pendirian Panti Rawat Gizi di Pulau Kei Maluku Tenggara.
Bersama
doctorSHARE, tahun 2013 Lie mendirikan Rumah Sakit Apung (RSA) Swasta dengan
menggunakan uang sendiri. Dengan KM RSA dr. Lie Dharmawan, Lie memberikan
pelayanan pengobatan secara GRATIS ke beberapa pulau di pelosok Indonesia. Sampai
saat ini sudah 1.600 lebih pasien yang telah ditangani dan terbantukan dengan
layanan rumah sakit apung yang didirikan.
Pada beberapa artikel, Lie diberi
gelar “Dokter Gila” yang dengan keberaniannya mengarungi lautan demi mengobati
kaum miskin dengan tidak mengenakan tarif sepeserpun.
Demikian tulisan ini, semoga figur
ini memberikan kita inspirasi bahwa kesuksesan tidak menjadikan kita lupa
darimana kita berasal dan saya yakin masih banyak sosok seperti dr. Lie
Dharmawan yang masih peduli dengan sesamanya.
Beberapa kegiatan Lie A. Dharmawan:
·
Pendiri
Mahasiswa Kedokteran Indonesia di Berlin (1971)
·
Pengurus
Perhimpunan Dokter Indonesia di Jerman (1981-1984)
·
Aktivis
gereja Katolik, Jakarta (1985-sekarang)
·
Kepala
bagian bedah RS Husada, Jakarta (2000-sekarang)
·
Kepala
Serikat Karyawan RS Husada (2000-2006)
·
Kepala
Komite Medik RS Husada (2006-2009)
·
Wakil
Ketua INTI (Perhimpunan Indonesia-Tionghoa) DKI Jakarta (2000-sekarang)
·
Ketua
INTI Pusat bidang kesehatan (2005-sekarang)
·
Pendiri
Yayasan Dokter Peduli/doctorSHARE (2008-sekarang)
0 Komentar